Senin, 25 Juli 2011

Hasil Panen Cabai di Cianjur Ditolak Pedagang


Cianjur - Petani cabai merah di Cianjur harus gigit jari menyusul ditolaknya hasil panen mereka oleh pedagang, dengan alasan persediaan masih menumpuk. Akibatnya, harga cabai merah kemungkinan bakal terus merosot tajam.

Iyang (28), petani cabai merah di Cibeber Cianjur mengemukakan, kurun 3 hari ini hasil panennya tidak bisa dijual ke pasaran akibat ditolak pedagang dengan alasan persediaan menumpuk.

"Padahal harga jual di pasaran sedang bagus-bagusnya, sudah mencapai kisaran Rp10.000 sampai Rp12.000 per kilogramnya," ujar Iyang, Minggu (24/7/2011).

Iyang mensinyalir melimpahnya pasokan cabai merah ini berasal dari kiriman petani luar kota. Padahal, beberapa waktu sebelumnya, komoditas jualannya lancar didistribusikan.

"Cabai merah yang beredar saat ini ternyata kiriman dari luar kota, meskipun ada sebagian dari para petani di Cianjur Selatan," tuturnya.

Ia saat ini mengaku kebingungan. Hasil panennya sebanyak kurang lebih 2 kuintal masih tersimpan di gudang. Apabila tidak segera dijual, kemungkinan akan segera membusuk. "Masa saya harus jual dengan harga murah," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Cabai Kabupaten Cianjur Luki L Hakim berharap pemerintah tidak tinggal diam menyikapi persoalan tersebut. Jika dibiarkan, dipastikan para petani cabai di Cianjur akan mengalami kerugian yang berlipat ganda.

"Kasihan memang, sudah harga jualnya jatuh, cabainya pun sekarang ini ditolak di pasaran,” ujar Hakim kepada wartawan, Minggu (24/7/2011).

Ia pun menilai, pemerintah bersikap kurang bijaksana menyikapi persoalan tersebut. Pasalnya, dulu ketika harga cabai meroket hingga menembus angka Rp30.000/Kg, pemerintah bereaksi bahkan bersama sejumlah pihak berupaya keras untuk menurunkan harga cabai.

"Tapi kenapa saat harga cabai sekarang jatuh di tingkat petani, sampai saat ini belum ada upaya nyata dari pemerintah, seperti adanya recovery terhadap para petani yang tengah kesusahan saat ini," tegasnya. [gin]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar